Inilah HADIST yang Lebih BERHARGA dari Sepenuh Bumi Berisi EMAS
Setiap amalan yang kita lakukan, pastinya akan mendapatkan balasan dari Allah, baik itu di dunia atau di akhirat kelak. Oleh karena itu, sebagai manusia kita harus berhati-hati dalam berperilaku karena akan dimintai pertanggungjawabannya atas semua itu.
Kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang hakiki karena pada suatu saat nanti akan terjadi kiamat dimana segala yang ada di jagad raya ini akan hancur dan setiap makhluk akan mati.
Kehidupan dunia bukanlah kehidupan yang hakiki karena pada suatu saat nanti akan terjadi kiamat dimana segala yang ada di jagad raya ini akan hancur dan setiap makhluk akan mati.
Kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di akhirat dan Allah telah menyediakan dua tempat, yakni surga dan neraka. Setiap orang pasti tidak ingin masuk neraka dan menginginkan n1kmat di surga. Namun, untuk mendapatkannya, membutuhkan usaha yang harus dilakukan.
Syarat pokok seseorang untuk masuk surga adalah amalan yang berkualitas dan berkuantitas. Hanya Allah yang mengetahui dimana kita akan masuk. Terlebih, bagi orang yang jarang melakukan amalan, maka ia hanya memiliki kesempatan kecil untuk masuk surga yang penuh dengan ken1kmatan itu.
Kisah hadits tentang cinta kepada Allah dan Rasul ini bermula dari Anas bin Malik. Ia telah lama menjadi pelayan dan menemani Rasul. Kesedihan mendalam sedang ia rasakan karena teringat perbandingan amalannya dengan Rasulullah, Umar, ataupun Abu Bakar. Namun, setelah ia mendengar sebuah hadits yang sangat mulia dari Nabi, ia pun merasa senang dan bersemangat. Bahkan ia berkata jika ada seseorang yang akan menukar hadits tersebut dengan bumi yang dipenuhi emas sekalipun, ia tidak akan memberikannya. Lalu hadits apakah yang dimaksudkan?
Pada suatu hari, Rasulullah didatangi oleh seseorang yang bertanya mengenai kapankah kiamat datang. Rasul pun tidak segera menjawabnya tapi justru kembali bertanya tentang bekal apa yang telah orang itu siapkan dalam menghadapi hari kiamat. Orang itu menjawab jika tidak ada yang ia persiapkan kecuali kecintaannya pada Allah dan Rasul-Nya. Setelah mendengar jawaban orang tersebut, Rasulullah mengatakan bahwa orang itu akan bersama dengan siapa yang dicintai. Oleh karena itu, mencintai Allah yang tak berupa adalah salah satu tanda seseorang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah.
Isi hadits mencintai Allah dan Rasulnya inilah yang tidak akan ditukarkan oleh emas sebanyak apapun. Jika ia menghitung banyak dan baiknya shalat, puasa, sedekah, dan amalan lainnya yang pernah ia lakukan, maka tidak ada seujung kuku pun dari amalan yang pernah di lakukan oleh Rasulullah, Umar, Abu Bakar dan sahabat Rasul lainnya.
Kunci dari setiap amalan adalah rasa cinta kita pada Allah dan Rasul-Nya. Ketika seseorang memiliki rasa cinta pada Allah dan Nabi, maka dengan sendirinya ia akan berusaha selalu beribadah dengan baik dan benar. Sungguh, di akhirat kelak, Allah akan mengumpulkan orang-orang beriman dengan golongan beriman pula, seperti halnya Rasulullah dan para sahabat-Nya. Hadits ini membawa semangat bagi setiap manusia untuk terus mengumpulkan bekal di akhirat dengan kecintaannya pada Allah dan Nabi Muhammad SAW.
Sebagai seorang muslim, kita memiliki sosok manusia yang sangat mulia, yakni Nabi Muhammad SAW. Beliau memiliki ibadah dan amalan yang patut di contoh. Dalam menjalani ibadah haruslah didasari dengan rasa cinta pada Sang Maha Pencipta agar lebih ikhlas.
CAR,HOME DESIGN,HEALTH, LIFEINSURANCE,TAXES,INVESTING,BONDS,ONLINETRADING,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar